1. Seluk Beluk Budaya
Secara bahasa budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari “Buddhi” yang berarti budi atau akal. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian budaya:
a. Koentjaraningrat, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan manusia yang didapat dari proses belajar.
b. Herkovits, menyatakan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan manusia.
c. Seloe Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kebudayaan adalah segala sesuatu yang berbentuk material ataupun
non-material yang dihasilkan oleh manusia.
Berdasarkan wujunnya budaya dikelomokan menjadi:
a. Budaya yang bersifat abstrak
Budaya ini terletak dalam pikiran manusia dalam bentuk ide, gagasan, norma, nilai, peraturan dan cita-cita. Budaya yang bersifat abtrak ini merupakan wujud ideal dari budaya karena merupakan sesuatu yang seharusnya atau yang diinginkan manusia.
b. Budaya yang bersifat konkret
Budaya ini berbentuk tindakan atau perbuatan yang terarah langsung bisa dalam bentuk periku, bahasa dan materi.
Sebagai sebuah hasil karya tentunya budaya memiliki unsur-unsur yang dapat terlihat. Berdasarkan suatu rujukan yang menyatakan:
… Sebuah hasil kebudayaan dapat dilacak dari 2 (dua) unsur utama pembentuk kebudayaan, yaitu manusia dan alam. Irisan antara manusia dan alam kemudian membentuk sebuah ruang yang kemudian disebut sebagai ruang binaan, didalam ruang inilah kemudian budaya-budaya diciptakan untuk mengatasi masalah manusia… (Tn.2010)
Dapat diketahui bahwa unsur utama pembentuk kebudayaan adalah manusia itu sendiri dan alam. Sedangkan C. Kluckhohn menyatakan dengan lebih terperici bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada seluruh kebudayaan bangsa di dunia yaitu:
a. Sistem religi.
b. Sistem pengetahuan.
c. Sistem mata pencaharian.
d. Sistem peralatan hidup (Teknologi).
e. Organisasi kemasyarakatan.
f. Bahasa.
g. Kesenian.
Selain itu pada dasarnya budaya memiliki substansi atau isi utama kebudayaan yang merupakan bentuk abstrak dari berbagai ide atau gagasan manusia yang muncul di masyarakat. Adapun bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut:
a. Sistem pengetahuan.
Sistem pengetahuan ini merupakan hal yang dimiliki manusia sebagai mahluk sosial dalam upaya mengetahui hal-hal serta hubungan timbal balik segala sesuatu yang ada disekitar manusia. Untuk itu manusia bisa menempuh beberapa cara yaitu:
1) Pengalaman langsung.
2) Pengalaman dari pendidikan formal maupun non formal.
3) Komunikasi simbolik.
b. Nilai.
Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik, selalu diinginkan, dicita-citakan dan penting bagi seluruh umat manusia yang ada dalam masyarakat.
c. Pandangan hidup.
Pandangan hidup adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat. Jika suatu bangsa tidak memiliki pandangan hidup maka bangsa tersebut akan mudah terpengaruhi dan dikendalikan oleh bangsa lain.
d. Kepercayaan.
Kepercayaan disini adalah kepercayaan terhadap sesuatu yang “maha” diluar manusia dan bergantung pada keyakinan manusia itu sendiri.
e. Persepsi.
Persepsi adalah titik tolak pemikiran untuk memahami kejadian atau gejala-gejala dalam kehidupan. Persepsi ini terdiri dari:
1) Persepsi sensorik: persepsi yang terbentuk tanpa menggunakan indra.
2) Persepsi telepati: kemampan dalam mengetahui mental individu lain.
3) Persepsi clairvoyance: kemampuan melihat peristiwa jauh di tempat lain dari orang yang bersangkutan.
f. Etos kebudayaan (jiwa kebudayaan).
Etos kebudayaan ini merupakan watak khas dari sebuah kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki etos budaya masing-masing bahkan bisa sangat berbeda.
Contohnya, orang Jawa melihat orang Batak sebagai orang yang kasar, tegas, agresif, konsekuen dan berbicara apa adanya. Lain halnya dengan orang Batak yang memadang orang Jawa sebagai orang yang lamban, ketenangan yang berlebihan, feodal, dan tingkah lakunya yang sulit di tebak.
2. Keberagaman Budaya
Masyarakat di Dunia terbentuk dari berbagai ras dan kebudayaan yang unik, begitu pula dengan Indonesia. Masyarakat indonesia terdiri dari berbagai etnik kebudayaan yang beragam dan memiliki ciri khas masing-masing. Perbedaan ciri khas tersebut disebabkan adanya beberapa faktor yang melatarbelakangi masyarakat tersebut. Adapun faktor penyebab perbedaan tersebut adalah:
a. Faktor alam.
Iklim, letak bumi dan kekayaan alam di suatu wilayah secara tidaklangsung berpengaruh terhadap kebudayaannya. Sebagai contoh adalah suling bambu merupakan hasil kebudayaan masyarakat yang di wilayahnya terdapat sumber daya alam berupa tanaman bambu seperti yang terdapat di jawa ataupun daerah cina.
b. Faktor kebiasaan.
Kebiasaan di suatu masyarakat akan berbeda dengan kebiasaan masyarakat lain. Bahkan bisa saja suatu kebiasaan yang sama memiliki maksa yang bertolak belakang diantara masyarakat satu dengan yang lainnya.
c. Faktor kedaerahan.
Walaupun masih terdapat dalam atu kawasan negara, dengan adanya faktor kedaerahan akan melahirkan budaya-budaya khusus (sub kultur) yang berbeda satu sama lainnya. Contohnya kebiasaan masyarakat Sunda memiliki perbedaan dengan kebiasaan masyarakat Bali, Minang ataupun Batak.
d. Pelapisan sosial.
Istilah pelapisan sosial biasa kita kenal dengan sebutan stratifikasi sosial. Dengan adanya stratifikasi sosial ini akan berdampak pada terjadinya penggolongan masyarakat kedalam beberapa kelompok kelas tertentu dan berpengaruh pada pengaruh kebudayaan pada masing-masing golongannya. Faktor ini bisa dilihat dari perbedaan cara bersikap, bergaul dan perpakaian antara masyarakat berperekonomian menengah keatas denga masyarakat pada umumnya.
Sebagai hasil dari karya manusia, kebudayaan memiliki beberapa kecenderungan yaitu kecenderungan untuk tetap bertahan dan kecenderungan untuk mengalami perubahan.
Suatu kebudayaan akan cenderung bertahan jika kebudayaan tersebut terus dipergunakan dan dipertahankan oleh masyarakat.
Sedangkan kebudayaan akan cenderung berubah jika kebudayaan tersebut sudah tidak dipergunakan lagi oleh masyarakat.
Adapun unsur-unsur yang menyebabkan kebudayaan tetap betahan adalah:
a. Unsur idiologi.
Idiologi adalah kumpulan gagasan dan dasar yang dianggap baik yang menjadi jiwa dan kepribadian bangsa penganutnya. Idiologi ini dijadikan sebagai pedoman hidup yaang benar-benar diyakini kebenarannya sehingga unsur ini akan cenderung untuk tetap bertahan.
b. Unsur kepercayan atau religi.
Unsur ini akan cenderung bertahan sebab berkaitan dengan keyakinan akan kebenaran (keimanan).
c. Unsur seni.
Seni itu berifat indah dan disukai para penikmatnya. Pengungkapannya bisa melalui tari, musik, lukisan, sastra dan yang lainnya. Unsur ini akan cenderung bertahan selama penyukanya masih ada.
d. Unsur bahasa.
Walaupun bahasa selalu mengalami perkembangan dalam kosakatanya, bahasa akan tetap digunakan karena fungsinya sebagai alat untuk berkomunikasi.
Selain unsur-unsur yang menyebabkan kecenderungan bertahannya budaya juga ada unsur-unsur yang mendorong kecenderungan berubahnya suatu budaya diantaranya:
a. Unsur mata pencaharian.
Unsur ini cenderung selalu mengalami perubahan menuju suatu sistem yang lebih maju sesuai berkembangnya jaman dan IPTEK baik itu sitem produksi, distribusi maupun konsumsinya.
b. Unsur sistem teknologi.
Dengan meningkatnya pengetahuan manusia, teknologi yang dihasilkan akan terus meningkat dan memberikan kemudahan bagi manusia itu sendiri.
c. Unsur pengetahuan.
Pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan tingkat keingintahuan manusia. Ditandai dengan berbagai penelitian yang membuka peluang menuju pengetahuan yang lebih baik lagi.
3. Manusia dan Kebudayaan.
Manusia berperan sebagai pencipta kebudayaan dengan tujuan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu kebudayaan memiliki beberapa peran sbagai berikut:
a. Penghubung pedoman antara manusia dengan kelompoknya.
b. Wahana intuk mengeluarkan perasaan dan kemampuan.
c. Sebagai pembimbing dan pemenuhan kebutuhan manusia.
d. Pembeda manusia dan binatang.
e. Petunjuk bagi manusia dalam bergaul.
f. Aturan tentang sikap yang seharusnya.
g. Sebagai modal dasar dalam pembangunan.
Kebutuhan hidup yang ada pada manusia sangatlah kompleks dan memiliki perbedaan satu sama lainnya. Maka tidak heran jika kebudayaan yang dibentuk oleh masyarakat pada suatu lingkungan akan berbeda dengan kebudayaan di lingkungan lain. Kebudayaan dan lingkungan tempat berkembangnya budaya tersebut saling memberi pengaruh satu sama lain. Keadaan lingkungan akan merangsang masyarakat di lingkungan tersebut untuk membentuk kebudayaan. Kebudayaan tersebut akan berimplikasi terhadap pola, tata laku, norma, nilai dan aspek-aspek kehidupan lainnya sehingga menjadi ciri khas masyarakat di lingkungan tersebut.
Walaupun demikian, diantara kebudayaan-kebudayaan yang beragam tersebut tetap terjadi kontak-kontak sosial seperti difusi sosial sehingga memungkinkan terjadinya pengadopsian budaya-budaya tertentu yang dianggap berguna. Dari situlah mulai terbukanya pintu perkembangan dan perubahan kebudayaan.
Di sisi lain perubahan kebudayaan ini memicu terjadinya konflik antara kelompok yang pro dengan yang kontra terhadap perubahan kebudayaan. Maka untuk menanganinya perlu dibentuk kontrol atau kendali sosial terhadap perilaku yang nampak sehingga dalam pengadopsiannya dapat memilih-milih antara kebudayaan yang sesuai dan tidak.
Sebagai hal yang terus berkembang tentunya kebudayaan memiliki beberapa permasalahan diantaranya:
a. Hambatan yang berkenaan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Sebagai contoh, orang Sunda yang memiliki anggapan bahwa tanah kelahirannya akan memberikan rezeki yang berlimpah, maka orang Sunda cenderung untuk enggan meninggalkan kampung halamannya walaupun dalam keadaan miskin.
b. Hambatan yang berkaitan dengan perbedaan persepsi.
Contohnya adalah penolakan program KB atas dasar anggapan bahwa makin banyak anak makin banyak rezeki.
c. Hambatan yang berkenaan dengan faktor psikologis.
Contoh: sulitnya pelaksanaan program transmigrasi karena masyarakat merasa takut dan beranggapan bahwa keadaan mereka di tempat yang baru akan lebih sengsara.
d. Masyarakat yang terisolir.
Masyarakat sulit dalam berkomunikasi dengan masyarakat luar dikarenakan adanya keterbatasan dan seolah-olah menutup untuk menerima prgram pembangunan.
e. Prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
f. Sikap etnosentrisme yaitu sikap yang mengagung-agungkan budaya sendiri dan menganggap remeh kebudayaan lain.
g. Penyalahgunaan perkemangan IPTEK.
h. Kultural shock atau gagap budaya sehingga menimbulkan keraguan dan kecanggungan.
4. Triangulasi
Triangulasi disini adalah hubungan keterikatan antara individu, masyarakat dan kebudayaan seperti yang tergambar dalam bagan berikut ini:
Manusia sebagai mahluk individu memang dibakali kemampuan, pemikiran dan perasaan yang membimbingnya menjadi mahluk yang beradab. Namun manusia pun merupakan mahluk sosial yang yang perlu berinteraksi dengan individu lain sehingga mengalami kemajuan. Dengan kemajuan manusia yang diperoleh dari interaksi yang membentuk masyarakat itu maka akan terciptalah kebudayaan yang hasilnya akan memberikan manfaat bagi setiap individu di dalamnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kebudayaan merupakan buah karya manusia yang berupa materi maupun non-materi yang pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kebudayaan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya akan mengalami perbedaan dikarenakan faktor dan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah berbeda maka kebudayaan yang dihasilkanpun akan berbeda.
B. Saran
Keberagaman dalam aspek kehidupan manusia ini menunjukan betapa istimewanya manusia, maka keragaman ini harus dijadikan bahan dalam upaya perkembangan kemajuan manusia bukan dijadikan sebagai dasar perselisihan yang berdampak pada kehancuran manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, R., et al. (2007). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi.
Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Tn. (2010). Arsitektur dalam Sejarah dan Budaya Nusantara, [Online].
Tersedia: http://www.wacananusantara.org/content/view/category/2/id/654
[27 Maret 2011]
Kamis, 14 April 2011
Mengapa Ular Selalu Menjulur-julurkan Lidahnya?
Meski hidung ular peka terhadap bau tapi ular bernafas sangat lamban, maka ular mengebmbangkan organ Jacobson untuk menangkap bau. Karena organ itu berada jauh di dalam mulutnya, maka ular harus menjulur-julurkan lidahnua untuk menangkap bau dan menariknya lagi untuk disampaikan pada organ tersebut.
Kenapa Kelelawar Terbang Saat Malam Hari Tanpa Menabrak?
Saat terbang kelelawar sangat mengandalkan indra pendengarannya. Kelelawar mampu mengeluarkan bunyi Ultrasonik yang dikeluarkan dengan tempo teratur melalui mulut dan hidungnya. Saat bunyi Ultrasonik ini mengenai tiap benda yang ada di sekelilingnya, gelombang ini akan dipantulkan menjadi gema yang diterima kembali oleh kelelawar sehingga memberi gambaran benda-benda tersebut bagi kelelawar. Kejadian seperti ini biasa disebut dengan Echolokasi. Dengan dibantu oleh telinganya, maka kelelawar tidak akan menabrak saat gelap.
KENAPA SEMUT SELALU SALING BERADU?
Penglihat semut kurang berperan dengan baik dan sebenarnya semut berjalan dengan mengandalkan penciumannya. Maka dari itu semut mengandalkan bau yang dia terima dari semut lain.
HIV-AIDS
Apa Sih HIV Itu?
HIV (Human Imunodeviciency Virus) adalah virus yang bekerja secara terus menerus hingga kekebalan tubuh penderita terus menurun secara derastis. Oran yang terkena virus ini tidak bisa mengatasi seragan dari infeksi penyakit. Bahkan kuman yang bagi orang biasa tidak menimbulkan penyakit, tapi bagi penderita HIV dapat menimbulkan kematian.
Virus ini terus menggerogoti kekebalan tubuh penderita hingga mengakibatkan gejala-gejala dan kumplan-kumpulan beberapa penyakit yang selanjutnya menjadi AIDS (Ackuired Imun Deviciency Sindrom) atau sindrom runtuhnya kekebalan tubuh. Penularan penyakit ini hanya bisa terjadi melalui sperma, darah, dan cairan vagina dengan melakukan multisexual, bergantian jarum sunti, transfusi darah, ibu hamil terhadap janinnya, dan melalui luka yang terkena cairan tubuh penderita.
Pada awalnya penderita tidak menunjukan gejala, setelah beberapa minggu penderita mualai terkena penyakit ringan seperti flu dan diare, setelah lima sampai enam tahun kemudian timbul diare berulang, penurunan berat badan secara derastis, sariawan dan pembengkakan daerah kelenjar daerah getah bening.
Penyakit mematikan ini diyakini berasal dari hewan simpanse yaitu SIV (Simian Imuno Deciency Virus) yang menyerang simpanse. Penularan pada manusia ini terjadi melalui pemburuan dan pembunuhan simpanse pada awal abad 20an atau melalui lalat sapi.
HIV (Human Imunodeviciency Virus) adalah virus yang bekerja secara terus menerus hingga kekebalan tubuh penderita terus menurun secara derastis. Oran yang terkena virus ini tidak bisa mengatasi seragan dari infeksi penyakit. Bahkan kuman yang bagi orang biasa tidak menimbulkan penyakit, tapi bagi penderita HIV dapat menimbulkan kematian.
Virus ini terus menggerogoti kekebalan tubuh penderita hingga mengakibatkan gejala-gejala dan kumplan-kumpulan beberapa penyakit yang selanjutnya menjadi AIDS (Ackuired Imun Deviciency Sindrom) atau sindrom runtuhnya kekebalan tubuh. Penularan penyakit ini hanya bisa terjadi melalui sperma, darah, dan cairan vagina dengan melakukan multisexual, bergantian jarum sunti, transfusi darah, ibu hamil terhadap janinnya, dan melalui luka yang terkena cairan tubuh penderita.
Pada awalnya penderita tidak menunjukan gejala, setelah beberapa minggu penderita mualai terkena penyakit ringan seperti flu dan diare, setelah lima sampai enam tahun kemudian timbul diare berulang, penurunan berat badan secara derastis, sariawan dan pembengkakan daerah kelenjar daerah getah bening.
Penyakit mematikan ini diyakini berasal dari hewan simpanse yaitu SIV (Simian Imuno Deciency Virus) yang menyerang simpanse. Penularan pada manusia ini terjadi melalui pemburuan dan pembunuhan simpanse pada awal abad 20an atau melalui lalat sapi.
TUMBUHAN INSEKTIVORA
Untuk bisa tetap hidup setiap mahluk hidup pasti memerlukan makanan, Begitu juga dengan tumbuhan. Ada yang membuat makanannya sendiri yaitu dengan melakukan proses Fotosintesis, mengambil langsung dari inangnya bahkan ada juga tumbuhan yang memakan hewan serangga. Tahu kah kamu seperti apakah hewan yang memakan hewan serangga ini?
Tumbuhan pemakan serangga ini dinamakan tumbuhan Insektivora. Kurang lebih ada sekitar 500 spesies tumbuhan Insektivora yang telah ditemukan di beberapa daerah di seluruh dunia misalnya saja tumbuhan Venus flytrap, Kantung semar dan lain-lain.
Gambar tumbuhan Venus flytrap
Tumbuhan Insektivora tumbuh dan berkembang layaknya tumbuhan hijau pada umumnya. Namun tumbuhan ini membutuhkan tambahan senyawa Nitrogen yang dapat mereka peroleh dengan menangkap dan memakan serangga ataupun hewan-hewan kecil lainnya. Tumbuhan Insektivora memiliki kelenjar yang mengeluarkan cairan lengket yang berguna untuk menjerat dan mencerna mangsanya. Letak dari kelenjar ini bisa beragam tergantung spesiesnya, namun pada umumnya cairan ini terletak pada bunga ataupun daerah-daerah tertentu yang dapat menarik perhatian mangsanya untuk datang dan hinggap. Bahkan ada juga tumbuhan yang mengeluarkan bau khas dan warna mencolok untuk lebih memikat serangga.
Pada tumbuhan Venus flytrap, Setelah serangga datang dan tertarik untuk hinggap pada permukaan bunga venus yang lengket, maka sentuhan dari kaki serangga akan memberikan rangsangan pada bagian tubuh tumbuhan tersebut sehingga bagian pangkal bunga yang berbentuk engsel itu menutup dan langsung menjepit mangsanya. Setelah terperangkap di dalam bunga, tumbuhan ini mengeluarkan cairan yang mengandung enzim tripsi dan pepsin yaitu enzim yang juga terdapat pada perut hewan untuk mulai mencerna makanannya.
Daftar pustaka: Panut, et al. 2006. Dunia IPA. Bogor: Yudistira.
Untuk bisa tetap hidup setiap mahluk hidup pasti memerlukan makanan, Begitu juga dengan tumbuhan. Ada yang membuat makanannya sendiri yaitu dengan melakukan proses Fotosintesis, mengambil langsung dari inangnya bahkan ada juga tumbuhan yang memakan hewan serangga. Tahu kah kamu seperti apakah hewan yang memakan hewan serangga ini?
Tumbuhan pemakan serangga ini dinamakan tumbuhan Insektivora. Kurang lebih ada sekitar 500 spesies tumbuhan Insektivora yang telah ditemukan di beberapa daerah di seluruh dunia misalnya saja tumbuhan Venus flytrap, Kantung semar dan lain-lain.
Gambar tumbuhan Venus flytrap
Tumbuhan Insektivora tumbuh dan berkembang layaknya tumbuhan hijau pada umumnya. Namun tumbuhan ini membutuhkan tambahan senyawa Nitrogen yang dapat mereka peroleh dengan menangkap dan memakan serangga ataupun hewan-hewan kecil lainnya. Tumbuhan Insektivora memiliki kelenjar yang mengeluarkan cairan lengket yang berguna untuk menjerat dan mencerna mangsanya. Letak dari kelenjar ini bisa beragam tergantung spesiesnya, namun pada umumnya cairan ini terletak pada bunga ataupun daerah-daerah tertentu yang dapat menarik perhatian mangsanya untuk datang dan hinggap. Bahkan ada juga tumbuhan yang mengeluarkan bau khas dan warna mencolok untuk lebih memikat serangga.
Pada tumbuhan Venus flytrap, Setelah serangga datang dan tertarik untuk hinggap pada permukaan bunga venus yang lengket, maka sentuhan dari kaki serangga akan memberikan rangsangan pada bagian tubuh tumbuhan tersebut sehingga bagian pangkal bunga yang berbentuk engsel itu menutup dan langsung menjepit mangsanya. Setelah terperangkap di dalam bunga, tumbuhan ini mengeluarkan cairan yang mengandung enzim tripsi dan pepsin yaitu enzim yang juga terdapat pada perut hewan untuk mulai mencerna makanannya.
Daftar pustaka: Panut, et al. 2006. Dunia IPA. Bogor: Yudistira.
Langganan:
Postingan (Atom)